Raja Sisingamangaraja
Raja Sisingamangaraja XII adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia Sumatera Utara yang dengan semangat memperjuangkan dan melawan Belanda di Sumatera Utara khususnya di daerah Tapanuli. Dengan penuh keberanian dan semangat yang tinggi perjuangan Raja Sisingamangaraja mendapat dukungan dari masyarakat Tapanuli, sehingga membuat Belanda. merasa kewalahan. Semangat yang begitu tinggi menyebabkan Raja Sisingamangaraja XII beserta keluarganya dikejar-kejar, bahkan benteng perjuangan (istana) yang berada di Bakkara dihancurkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1883. Walaupun benteng pertahanan di Bakkara telah dihancurkan, namun tidak menyurutkan perjuangan Raja Sisingamangaraja XII beserta keluarga dan pengikut-pengikutnya sampai pada titik darah penghabisan, yang pada akhirnya pada tanggal 17 Juni 1907 Raja Sisingamangaraja XII yang bergelar Patuan Bosar Ompu Pulau Batu tewas tertembak dan sampai pada saat ini peninggalan dari perjuangan Sisingamangaraja masih banyak terdapat di daerah Bakara yaitu :
Istana Sisingamangaraja ini memiliki luas sekitar 100 m x 100 m, dan dalam istana tersebut terdapat tiga buah rumah yang disebut dengan rumah bolo, sopo parsaktian dan sopo bolon. Dalam lokasi tersebut terdapat juga makam Sisingamangaraja ke-IX dan ke-XI dan pada kompleks ini banyak terdapat berbagai bangunan-bangunan peninggalan sejarah berupa tempat pemujaan dan lain-lain.
2. Batu Siungkap-ungkapon
Disekitar istana Sisingamangaraja tepatnya disebelah kiri pintu masuk istana terdapat juga peninggalan sejarah yang bernama batu siungkap-ungkapan atau batu panungkunan boni yang konon menurut cerita dari masyarakat setempat, bahwa batu itu digunakan sebagai tempat penyembahan (mohon petunjuk) jika petani hendak turun ke sawah. Hal ini dilakukan supaya nantinya hasil panen dapat baik dan melimpah.
3. Tongkat Sisingamangaraja
Peninggalan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan ialah Pohon Hariara yang terletak di Desa Sinambela Kec. Bakti Raja. Konon katanya pohon ini adalah Tongkat dari Raja Sisingamangaraja yang ditancapkan ditanah dan sampai sekarang tumbuh subur didaerah tersebut. Pohon ini sudah berusia ratusan tahun dan sangat di hargai oleh masyarakat setempat, tetapi masyarakat setempat masih kurang memahami dan tidak memiliki pengetahuan tentang pelestarian budaya peninggalan sejarah. Hariara adalah sejenis pohon yang menyerupai pohon beringin dan pohon hariara ini banyak terdapat didaerah Pulau Samosir. Tongkat Raja Sisingamangaraja ini memiliki ukuran yang sangat besar yang memiliki tinggi kurang lebih 50 meter dan diameter batangnya kira-kira 5 meter.
Didesa Bakara Kec. Bakti Raja Kab. Humbanghasundutan ini juga terdapat peninggalan Sisingamangaraja yang disebut dengan Tombak Sulu-sulu (Goua). Keberadaan goua ini kira-kira 500 meter dari hunian masyarakat setempat dan belum dilakukan pelestarian yang maksimal. Konon menurut cerita dari masyarakat setempat Goua ini adalah tempat martonon (bertenun) dari Ibunda Raja Sisingamangaraja dan juga merupakan persembunyian Raja Sisingamangaraja agar terhindar dari pemburuan Belanda. Sampai saat ini masyarakat setempat masih menganggap tempat tersebut sebagai tempat yang keramat atau sakral karena menurut cerita masyarakat, ditempat itu masih bersemayam panglima dan ibunda dari Raja Sisingamangaraja.
5. Tapak Kaki Gajah Raja Sisingamangaraja
Tapak kaki gajah Raja Sisingamangaraja merupakan peninggalan sejarah yang bernilai tinggi yang sampai saat ini masih merupakan pertanyaan bagi masyarakat yang mengunjungi tempat tersebut. Konon menurut cerita dari masyarakat setempat, Raja Sisingamangaraja menunggangi seekor gajah dan pada titik tertentu gajah tersebut menginjak tanah yang mengakibatkan keluarnya air yang sangat besar dan air yang mengalir sangat jernih juga bersih. Sampai saat ini air tersebut dipercaya oleh masyarakat dapat membawa berkah dan mengobati berbagai macam penyakit. Oleh karena pentingnya air tersebut, masyarakat membenahi lokasi tersbut dan membuat penampungan berupa kamar mandi kecil agar para pengunjung dapat menikmati air yang berasal dari Tapak Gajah Raja Sisingamangaraja yang bersih, jernih dan sejuk.
Di desa Bakkara ini sangat banyak peninggalan sejarah khususnya peninggalan Raja Sisingamangaraja dan disamping itu lokasi tersebut sangatlah indah, sejuk dan nyaman untuk dikunjungin dan bagi anda yang hendak berkunjung ke tempat itu pasti anda akan merasa puas dan akan membawa kesan yang baik sekembalinya anda dari tempat tersebut.
ijin pake linknya bos
BalasHapus